Suku Bunga AS Diprediksi Turun September 2025, Pasar Global Bersiap
.png&w=3840&q=75)
Data pekerjaan AS melemah dengan hanya 22.000 pekerjaan baru pada Agustus 2025 dan pengangguran naik ke 4,3%. Pasar yakin The Fed akan menurunkan suku bunga pada September.
Data terbaru dari Amerika Serikat menunjukkan perubahan signifikan pada arah kebijakan moneter The Federal Reserve. Laporan ketenagakerjaan bulan Agustus 2025 mencatat penambahan hanya sekitar 22.000 pekerjaan, jauh di bawah ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan 75.000 pekerjaan baru. Angka tersebut menandai pelemahan besar di pasar tenaga kerja, bahkan data bulan Juni direvisi menjadi penurunan 13.000 pekerjaan, yang merupakan kontraksi pertama sejak Desember 2020. Tingkat pengangguran kini naik menjadi 4,3 persen, level tertinggi dalam empat tahun terakhir, sehingga semakin menekan The Fed untuk segera mengambil langkah tegas.
Kondisi ini membuat pelaku pasar semakin yakin bahwa Federal Reserve akan melakukan penurunan suku bunga pada pertemuan FOMC pertengahan September. Probabilitas penurunan suku bunga kini diperkirakan hampir pasti, dengan kemungkinan besar setidaknya 25 basis poin. Sebagian analis bahkan menilai peluang penurunan hingga 50 basis poin cukup terbuka, mengingat tren pelemahan ekonomi yang konsisten. Situasi ini membuat investor bersiap menghadapi fase baru kebijakan moneter longgar setelah periode pengetatan yang panjang.
Reaksi pasar terlihat jelas dalam pergerakan aset keuangan. Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun tajam, mencerminkan meningkatnya ekspektasi terhadap pelonggaran moneter, sementara pasar saham sempat terkoreksi sebelum akhirnya kembali menguat. Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun data ekonomi melemah, ekspektasi penurunan suku bunga mampu memberi sentimen positif terhadap pasar ekuitas. Investor memandang bahwa biaya pinjaman yang lebih rendah akan mendukung aktivitas ekonomi ke depan, terutama pada sektor properti dan investasi produktif.
Meski demikian, sejumlah ekonom mengingatkan bahwa penurunan suku bunga tidak serta-merta menghapus risiko jangka panjang. Masalah fiskal, potensi inflasi yang kembali naik, serta ketidakpastian global tetap menjadi tantangan besar bagi perekonomian AS. Bank-bank besar memperkirakan The Fed dapat memangkas suku bunga setidaknya dua kali lagi pada tahun 2025, namun langkah tersebut harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan efek samping pada stabilitas harga.
Dengan kondisi ini, perhatian dunia kini tertuju pada keputusan The Fed yang akan diumumkan dalam waktu dekat. Penurunan suku bunga AS akan berdampak luas, bukan hanya bagi pasar domestik, tetapi juga bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Arus modal, nilai tukar, hingga biaya pendanaan global sangat dipengaruhi oleh arah kebijakan bank sentral terbesar di dunia tersebut. Bagi investor, momen ini menjadi sinyal penting untuk menyesuaikan strategi menghadapi dinamika ekonomi global yang semakin tidak past