Pasar crypto global kembali tertekan. Indeks CoinDesk 20 turun sekitar 5% dalam 24 jam terakhir, membuat hampir semua aset utama berada di zona merah. Apa penyebabnya?

Pasar cryptocurrency kembali mengalami tekanan hebat dalam 24 jam terakhir. Data terbaru menunjukkan bahwa indeks CoinDesk 20, yang menjadi acuan pergerakan aset digital utama, anjlok sekitar 5%. Hampir seluruh aset kripto utama termasuk Bitcoin, Ethereum, dan XRP turut berada di zona merah, mencerminkan sentimen negatif yang tengah melanda pasar global.

Analis menilai tekanan ini dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran investor terhadap data ekonomi Amerika Serikat yang akan dirilis, khususnya mengenai inflasi dan pengeluaran konsumen. Ketidakpastian makroekonomi membuat banyak pelaku pasar mengambil sikap hati-hati dengan mengurangi eksposur terhadap aset berisiko, termasuk kripto.

Bitcoin sebagai aset terbesar di pasar crypto tercatat turun sekitar 3%, sementara Ethereum mengalami koreksi lebih tajam hingga 9%. XRP, meskipun sempat mendapat dorongan positif dari peluncuran ETF perdana di AS, justru melemah sekitar 3% setelah euforia awal mereda. Koreksi serentak ini semakin menegaskan bahwa pasar kripto masih sangat rentan terhadap faktor eksternal, terutama dinamika kebijakan moneter global.

Selain itu, aksi jual besar-besaran turut memicu likuidasi posisi leveraged yang mencapai miliaran dolar dalam beberapa jam terakhir. Kondisi ini memperdalam tekanan harga dan meningkatkan volatilitas pasar. Dengan total kapitalisasi pasar kripto yang kehilangan lebih dari 160 miliar dolar hanya dalam sebulan terakhir, sentimen bearish tampaknya masih akan membayangi dalam waktu dekat.

Meski demikian, sebagian investor melihat koreksi ini sebagai peluang akumulasi, terutama bagi mereka yang berorientasi jangka panjang. Dukungan institusional yang terus bertumbuh serta perkembangan ekosistem blockchain dinilai tetap menjadi faktor fundamental yang bisa menjaga prospek positif industri kripto di masa depan.

Pasar kripto saat ini berada di persimpangan penting. Apakah tekanan makroekonomi akan terus menekan harga, atau justru koreksi ini membuka jalan untuk pemulihan di kuartal berikutnya, masih menjadi tanda tanya besar bagi para pelaku pasar.